17,
April

Bagi orang yang tinggal di luar Yogyakarta, Pantai Parangtritis boleh jadi bukanlah nama yang asing. Selain mudah dicapai dari kota Yogyakarta, pantai ini banyak dipublikasikan di media tulis, cetak maupun internet. Coba saja cari Pantai Parangtritis melalui Google Maps. Tidak ada pilihan lain, hanya ada 1 tempat di planet bumi ini yang bernama Parangtritis. Umumnya orang mengenal pantai yang letaknya di bagian selatan propinsi DIY ini sebagai pantai dengan bukit-bukit pasir yang indah.

Kami bertiga (aku, Aurima dan Febe, sepupunya) tiba di bandara Adi Sucipto pukul 7 pagi. Di bandara kami dijemput Pak Tomo yang telah kupesan sehari sebelumnya, dengan mobil Xenianya. Begitu urusan bagasi selesai, kami langsung melaju ke arah timur. Perjalanan dengan mobil untuk mencapai ketiga pantai ini dari kota Yogyakarta memakan waktu sekitar satu setengah jam. Perjalanan dimulai dengan perjalanan ke arah timur menuju kota Wonosari, kemudian ke arah selatan melintasi pegunungan Kidul. Pantai ini berada di balik pegunungan, sehingga tidak semua jaringan telepon seluler dapat menjangkaunya.
Kedua pantai ini letaknya berdekatan, hanya dibatasi oleh bukit karang. Pantai Baron merupakan pantai yang letaknya paling barat. Begitu keluar dari mobil yang diparkir 300 meter dari pantai, suara gemuruh ombak Samudera Hindia menyambut kami. Suasana pantai masih sepi, tidak ada warung yang buka. Ada belasan kapal nelayan yang sedang berlabuh di pantai. Pantai nampak bersih, tidak ada sampah.
Seperti Pantai Parangtritis, Pantai Baron merupakan pantai yang landai . Pantai ini diapit oleh 2 bukit karang di kiri dan kanannya. Beberapa anak muda bersalto di lepas pantai menyambut ombak yang datang. Satu lagi permainan dengan air laut kujumpai. Dinamisnya gerakan air laut memang mendorong terciptanya banyak permainan yang tidak pernah membosankan.


Sama seperti di Pantai Baron, siang itu Pantai Kukup sepi. Ada beberapa warung yang buka, di antaranya menjual rempeyek rumput laut. Rumput laut memang banyak dijumpai di perairan pantai ini. Ada juga beberapa orang yang menjual ikan-ikan laut yang berasal dari perairan Pantai Kukup. Ikan-ikan berwarna-warni yang biasa dijumpai di antara karang-karang laut. Di sekitar penjual ada beberapa ekor ikan yang mati tergeletak di tanah. Sayang, seharusnya mereka dibiarkan hidup di habitatnya. Belum tentu ikan-ikan itu akan bertahan hidup lama bila dimasukkan ke dalam aquarium.
Pantai Baron dan Kukup memang indah dan masih bersih. Mudah-mudahan keindahan dan kebersihannya dapat terus bertahan bila nantinya seramai Pantai Parang Tritis.
18 April 2010 pukul 21.31
Lihat foto2-nya aja udah terasa indahnya...
20 April 2010 pukul 11.07
Sementara mereka jalan2, saya makan2 di Petak Sembilan. Mantaffff ...