Setiap hari Natal, gereja ini masuk TV. Setiap hari Natal, Indosiar menyiarkan missa Natal kedua dari tempat ini. Letaknya di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Tepatnya di Ganjuran. Nama gereja itu sebenarnya Gereja & Candi Hati Kudus Tuhan Yesus, namun lebih dikenal sebagai Gereja Ganjuran. Aku tidak pernah menyaksikan siaran langsung missa Natal secara utuh, karena saatnya bertepatan dengan kebaktian Natal yang kuikuti. Dari tahun ke tahun, aku hanya kebagian menyaksikan ekaristi, termasuk di antaranya nyanyian Doa Bapa Kami dengan langgam Jawa. Keunikan lain yang sempat kusaksikan di TV adalah pakaian umat, yaitu pakaian tradisional Jawa. Keunikan inilah yang membuat kami menjadikan Gereja Ganjuran sebagai salah satu tujuan perjalanan kami ke Yogya bulan lalu.
Nampaknya gereja ini memang terkenal di Yogya. Mungkin bukan sebagai gereja, tapi sebagai tujuan wisata. Terbukti dari sikap Pak Tomo, pengemudi mobil sewaan kami yang langsung mengerti maksudku saat kusebutkan Gereja Ganjuran. Rupanya sebelum ini, beliau sudah pernah mengantar wisatawan ke tempat ini.
Gereja ini mempunyai halaman yang luas dengan beberapa pohon rindang dan beberapa rumpun bambu yang membuat teduh. Suasana yang teduh dan tenang sangat mendukung bagi peziarah yang ingin beribadah. Setelah melewati pagar, di sebelah kanan tampak 2 buah bangunan pendopo yang berhadapan. Dinding di bawah atap yang berhadapan dihiasi oleh kaca patri bermotif dengan gambar simbol-simbol Katolik bernuansa Jawa.
Ada bangunan unik terletak di depan pendopo tempat ibadah harian. Bangunan ini adalah candi. Rupanya inilah yang membuat gereja ini disebut Gereja dan Candi. Saat kami berada di sana, ada beberapa orang muda sedang berdoa di pelataran candi. Tidak jauh dari candi ini, ada beberapa bangunan kecil yang dipasangi keran untuk membasuh diri.
28 November 2013 pukul 12.34
Rumah saya hanya 50 m dibelakang gereja Ganjuran. Photo2 diatas bagus, tetapi sasaran tembaknya ada kurangnya yg agak unik yaitu Arca Yesus dalam gaya Jawa didalam candi dan didalam gereja, juga patung figur malaekat disisi kanan kiri altar. Dan Catatan tentang Pendopo bambu itu sebenarnya gereja darurat saat gereja lama runtuh kena Gempa 2006. Selebihnya tulisan ini bagus.
28 November 2013 pukul 13.54
Terimakasih, Pak Emmanuel sudah berkunjung di rumah kami. Sudah lama juga kami tidak mampir di sini karena sibuk di rumah yang lain. Komentar Bapak membuat kami membaca lagi tulisan ini dan tulisan-tulisan lain di rumah ini.
Saat kami ke Gereja Ganjuran memang kami tidak masuk ke dalam gereja, hanya berdiri di luar pintu. Sayang ya....tapi ini memotivasi kami untuk datang lagi ke sana suatu ketika. Terimakasih untuk masukannya, Pak.