CINA BENTENG YANG TAK TERGUSUR : SIOMAY SEWAN

Kalau melihat penampilannya, siomay ikan ini tidak berbeda dengan siomay ikan lainnya. Hampir semua siomay yang dijual oleh abang-abang bersepeda atau bermotor menggunakan panci biru muda dengan motif bercak-bercak putih. Isinyapun sama, mulai dari siomay yang dilekatkan pada kentang, tahu, kol dan paria, siomay thok, siomay berbentuk panjang. Bumbunya pasti bumbu kacang yang diberi kecap, saus tomat dan perasan jeruk limau. Tapi bila sudah menyentuh lidah, siomay yang satu ini menjadi istimewa.

Foto panci penuh berisi siomay ini dibuat di Sewan, suatu wilayah di pinggir utara kota Tangerang. Siomay ini diproduksi dan dijual di sebuah rumah yang terletak di hadapan pemakaman Cina. Di depan rumah besar berhalaman luas ini terpampang spanduk bertuliskan SIOMAY ANDI Sewan Rawa Kucing Tangerang. Namanya memang Siomay Andi. Namun warga Tangerang mengenalnya sebagai Siomay Sewan. Siomay Sewan memang terkenal enaknya, sehingga namanya sering dipakai oleh penjual-penjual siomay di Tangerang meski siomay yang dijual belum tentu berasal dari Sewan.

Siomay Andi berada di jalan kecil di samping pemakaman Cina. Sebagai petunjuk, di ujung jalan ini ada wihara. Papan nama wihara ini mudah dilihat dari Jalan Raya Rawa Kucing. Setelah memasuki jalan ini, di sebelah kiri jalan akan tampak rumah yang menjual bakmi dan bihun babi. Tidak lama sesudah itu nampak sebuah pemakaman Cina yang luas. Ada sekelompok bangunan rumah masa depan yang kurang terawat dengan nisan yang cukup menonjol. Di sepanjang jalan ini, ada beberapa penjual makanan yang nampaknya berdiri setelah Siomay Sewan terkenal (numpang beken.com). Selain makanan-makanan khas Cina Benteng, ada juga yang nekad menjual siomay. Lokasi Siomay Sewan sendiri berada jauh di dalam, saat jalan menikung ke kanan.


Sepintas, tidak tampak rumah ini menjual siomay. Yang nampak jelas adalah pagar terbuka yang membawa pengunjung kepada halaman yang luas. Setelah berada di dalam halaman, barulah terlihat spanduk Siomay Andi yang menutupi teras berbentuk L yang diisi meja dan bangku-bangku. Di sinilah orang menikmati Siomay Sewan.

Di teras ini ada sebuah meja kayu kecil yang dipakai untuk meletakkan 1 panci siomay, rak piring, bumbu kacang, saus tomat, kecap dan jeruk limau. Memang hanya 1 panci siomay yang dipajang. Namun tampaknya ada banyak siomay di dapur yang letakknya di bagian belakang rumah yang tergolong besar. Bila pengunjung ramai, maka penjual akan sibuk mondar-mandir ke dalam mengambil siomay yang baru matang agar panci tetap penuh. Demikian pula bila ada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak untuk dibawa pulang, maka penjual akan mengambil siomay dari dapur, bukan dari panci yang disajikan.

Pembuatan siomay secara manual, penjualan yang ditangani oleh anggota keluarga, tempat penjualan yang seadanya, lokasi yang jauh dari keramaian dan sistem pemasaran yang hanya mengandalkan iklan dari mulut ke mulut ternyata bisa membuat siomay ini terkenal. Bukan hanya di kalangan orang Tangerang, tetapi juga orang Jakarta. Tentunya karena siomay ini memang enak. Sluurrrppp!

4 Response to "CINA BENTENG YANG TAK TERGUSUR : SIOMAY SEWAN"

  1. Liani Says:
    7 Mei 2010 pukul 17.47

    Tulis juga dong, yang bikin enak apanya? Biar yang baca tambah lapar :)

  2. keluargawisata Says:
    7 Mei 2010 pukul 20.40
    Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
  3. KELUARGA WISATA says:
    7 Mei 2010 pukul 21.28

    Wah... belom ya? hihihi....
    1. Ikannya berasa banget. Ga seperti siomay abang-abang : sagunya berasa banget.
    2. Sagunya pas,jadi waktu digigit kenyal tapi ga alot.
    3. Gurih karena ada minyaknya. Banyak orang curiga itu minyak babi. Tapi kalo si Encim ditanya, ga mau ngaku
    4. Bumbu kacangnya kental banget, dimasak lama sampai keluar minyaknya dan nguleknya ga terlalu alus. Jadi kalo dimakan, kenyal-kenyal gurih tambah kletus-kletus.
    6. Jeruk limaunya gede dan berair, jadi wanginya udah menggoda sebelum dimakan.
    5. Kecapnya ... sayang ga sesuai selera gw. Si Encim rupanya terikat sama sponsor yang bikin spanduk di depan terasnya : kecap dan saos Nasional. Padahal ada kecap asli Tangerang yang rasanya paling enak menurut gw.... ga usah ditulis di sini. Kecuali pemiliknya berani jadi sponsor pemilik blog ini untuk jalan-jalan keliling dunia....hahaha....

    Gimana? lapar ga?

  4. Anonim Says:
    16 November 2010 pukul 16.58

    Kecap cap SH namanya.... hahahha kecap paling mantapp ini!!

Posting Komentar