Rasanya, semua laksa Cibinong asli. Namun tidak semua klaim laksa Cibinong asli berasa “asli”. Hal tersebut baru terbukti apabila kita menikmati laksa Cibinong (kembali) di tempat aslinya.
Sejak dibangunnya jalan TOL Jagorawi, tahun 1977 Jakarta-Cibinong, kemudian 2 tahun kemudian Jakarta-Bogor – jalur Cibinong tidak lagi sering dilewati oleh orang-orang yang bepergian ke Bogor, Sukabumi, atau Bandung. Demikian dengan saya. Jalur tersebut semakin asing. Otomatis, makanan khas Cibinong, laksa ayam, juga menjadi asing. Saya bayangkan, mereka yang lahir atau baru menjadi warga Jakarta setelah tahun 1977, dan tidak pernah tahu adanya laksa di Cibinong, tidak mengenal sama sekali laksa tersebut, kecuali menikmatinya di tempat-tempat “alternatif”.
Memang untungnya, beberapa tempat membuka kedai laksa Cibinong dengan embel-embel “asli” di plang namanya. Sesekali untuk mengobati rindu laksa, kedai-kedai yang terdapat di rest area TOL Jagorawi, atau di Jakarta, dan Bogor, bisa menjadi alternatif. Seiring perjalanan waktu yang semakin lama tidak mampir dan makan langsung di tempat lama, tanpa terasa rasa laksa di Cibinong terhilang di dalam syaraf selera (= mungkin ada ya?) di lidah. Yang kini ada adalah, makan laksa di mana pun di luar Cibinong, sama saja rasanya.
Tadi siang, setelah menghadiri permberkatan nikah rekan di Gereja Kristus Cibinong, para Guru Sekolah Minggu GKI Surya Utama mampir di rumah makan laksa. Tempatnya masih di tempat lama, yakni jalan raya Bogor, pas di pertigaan Cibinong di ujung terdepan fly over Cibinong dari arah Bogor. Rumah makan itu tetap menyajikan menu lama, semisal sotomi babat, asinan, dsb.
Pada waktu makan, barulah rasa khas dan asli laksa Cibinong muncul kembali menyentuh syaraf selera lidah yang lama terhapus. Bihun dengan kuah kuning yang dicampur dengan irisan ayam dan telur rebus, dibubuhi kembang kemangi dan bawang goreng serta dapat dimakan dengan ketupat langsung saya santap begitu tiba di meja. Tidak terlalu manis, hangat, kuahnya tidak encer tidak kental, dengan porsi sedang, dan pokoknya siiip...lah. Kalau sudah duduk dan makan begini, rasa penat dan bosan karena kemacetan Cibinong yang luar biasa dapat dimaklumi. ° (Rasid Rachman)
,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "LAKSA CIBINONG ASLI"
Posting Komentar