(Melinda)
Yakinlah, ini bukan tulisan iklan. Jadi silakan terus membaca.
Kami mengenal Trans Nusa Airlines lewat internet. Maskapai penerbangan ini melayani penerbangan dari Bali ke pulau-pulau di Nusa Tenggara. Kalau melihat websitenya, tampaknya maskapai ini benar-benar membantu membuka keterisolasian wilayah Nusa Tenggara. Banyak rute penerbangan antar kota yang bahkan mungkin tidak dikenal namanya oleh banyak orang Indonesia. Lewoleba, Sabu, Tambolaka…mungkin merupakan nama-nama asing buat kebanyakan orang Indonesia. Berikut ini pengalaman kami bersama Trans Nusa.
Meskipun memiliki website, ternyata pemesanan dan pembayaran tiket tidak dapat dilakukan secara online. Jangan berharap bisa melakukan perbandingan tarif dengan penerbangan lain atau melihat ketersediaan tempat duduk pada hari-hari tertentu, karena tidak tercantum di websitenya. Menu drop on yang terpasang di websitenya hanya berfungsi sebagai papan informasi mengenai jadwal penerbangan. Untuk melakukan pemesanan tiket tetap harus melalui telepon ke kantornya di Denpasar atau Kupang atau beberapa kota lainnya. Kalau mau menghemat biaya dan punya cukup banyak waktu, bisa melalui email.
Bulan lalu, kami melakukan pemesanan tiket untuk penerbangan dari Denpasar ke Labuhan Bajo melalui email. Perlu beberapa hari untuk mendapatkan kepastian pemesanan karena kendala perbedaan waktu antara Denpasar dan Jakarta juga proses tanya jawab lewat email yang tidak selancar seperti melalui sms atau telepon.
Setelah pembukuan tiket, kami segera membayar harga tiket dan berharap akan mendapatkan e-ticket. Ternyata tidak sesederhana itu. Meskipun transaksi melalui internet banking sudah jelas-jelas berhasil, dan email jurnal transaksi sudah kami teruskan ke alamat email kantor di Denpasar, pembayaran kami belum diakui sah dengan alasan kantor di Kupang belum melihat transfer uang kami dalam print out di buku rekeningnya. Entah ada kesalahan di mana, baru satu minggu kemudian, ada kabar bahwa uang sudah mereka terima. Sebagai bukti, kami dikirimkan e-ticket yang berupa hasil scan print out tiket yang buram!
Urusan belum selesai. 3 hari sebelum keberangkatan, kami diberitahu bahwa penerbangan kami dibatalkan dan kami diberi pilihan untuk ikut penerbangan yang lebih pagi atau keesokan harinya, atau pengembalian uang. Kami tidak memilih yang terakhir dan bertekad mencari alat transportasi setiba di Denpasar saja. Pengembalian uang dijanjikan akan dilakukan pada hari Senin, sehari sebelum kami berangkat. Ternyata sampai hari Senin malam, tidak ada uang masuk ke rekening kami. Huuh… urusan dengan Transnusa ternyata belum selesai hingga saat terakhir.
Saatnya memulai liburan….
Setiba di Denpasar, ada 2 urusan. Pertama mengontak Transnusa untuk menagih janji. Setelah prosedur berbelit-belit, dipindah dari telinga yang satu ke telinga yang lain…. Kami dijanjikan akan menerima refund di rekening kami pada hari itu juga.(syukurlah, beberapa hari kemudian kami periksa di rekening kami memang kami telah menerimanya!) Urusan kedua, mencari penerbangan ke Flores. Ternyata mencari dan membanding-bandingkan penerbangan lebih mudah dilakukan di bandara dibandingkan lewat internet di rumah! Kami mendapatkan penerbangan ke Ende dengan maskapai Aviastar dengan transit di Tambolaka. Kami mendapat tempat duduk di deretan keempat.
Astaga, ternyata ada tulisan Transnusa di bangku-bangkunya!
Waaaaa…… Kami berhubungan lagi dengan Transnusa! Rupanya Aviastar merupakan salah satu rekanan kerja Transnusa selain beberapa maskapai penerbangan lainnya.
Kami belum pernah mendengar nama Tambolaka dan cukup penasaran mengenai letaknya, karena itu kami menanyakannya pada pramugari. Ternyata mereka juga tidak tahu! Mereka hanya tahu kalau di sana ada resort. Mau tau di mana letak Tambolaka? Kami sudah mengetahuinya sekarang setelah melihat di buku Lonely Planet. Silakan cari sendiri.
Di Tambolaka, kami harus turun dari pesawat dan menunggu di ruang tunggu bandara yang kecil. Ada banyak calon penumpang lain yang sedang duduk. Kami bergabung dengan mereka . Tiba-tiba para calon penumpang berdiri dan bergerak ke arah pintu boarding. Karena kami lihat pintu belum dibuka, kami tenang-tenang saja. Tidak perlu buru-buru. Kami toh mendapat tempat duduk di depan, jadi tidak masalah bila paling akhir masuk pesawat. Kami tetap santai saat pintu dibuka dan membiarkan orang-orang berebutan keluar menuju pesawat.
Setelah kami menaiki pesawat…
Pesawat hampir penuh dan bangku-bangku di deretan keempat sudah penuh terisi. Juga bangku-bangku lainnya, kecuali bangku paling belakang. Ternyata duduknya ngacak!
Transnusa…oh…Transnusa……
Semoga makin banyak kota di Nusa Tenggara berkembang karena usahamu
13 Januari 2013 pukul 12.20
Hhehe maskapai kebanggaan kami, masyarakat Nusa Tenggara...
Semoga makin berkembang dan terus eksis Trans Nusa Aviation Mandiri