,
25 Juni 2008
Hari ini kami meninggalkan Saigon menuju Hanoi dengan pesawat terbang selama 1 jam 40 menit.. Kami berangkat pagi-pagi sebelum hotel menyediakan sarapan. Sesampainya di Hanoi, berbekal pengalaman dikerjai supir taxi di Saigon dua hari yang lalu, kami naik bis umum dengan tarif yang sangat murah. Lebih murah daripada tarif angkot di Tangerang. Bis umum cukup nyaman bagi kami, meskipun supir maupun kenek tidak mengerti bahasa Inggris. Ber-AC, tidak berdesak-desakan, tidak ada polusi.
Kami tiba di Hanoi bertepatan dengan waktu makan siang, jadi setelah mendapat hotel, kami langsung makan siang, rice vermicelli. Beda dengan pho, rice vermicelli sama seperti bihun yang ada di Indonesia hanya diameternya lebih besar.
Hanoi memiliki beberapa danau. Danau yang terbesar adalah Danau Hoan Kiem. Area di sekitar Hoan Kiem merupakan tempat yang strategis bagi wisatawan, karena di sana banyak tempat penginapan, agen perjalanan wisata dan rumah makan. Dari tempat ini wisatawan dapat mengunjungi tempat-tempat menarik selain danau itu sendiri. Misalnya gedung teater, musoleum Ho Chi Minh dan pasar. Bagi kami, pasar merupakan salah satu tujuan wisata, bukan untuk belanja tapi untuk melihat kehidupan nyata daerah yang kami kunjungi. Karena itu, kami memilih menginap di salah satu hotel tidak jauh dari Hoan Kiem.
Hoan Kiem adalah danau terbesar dan terlegendaris di Hanoi. Disebut legendaris karena danau ini diberi nama berdasarkan suatu legenda. Danau ini merupakan tempat raja Le Roi kehilangan pedang saktinya karena dirampas oleh kura-kura raksasa yang muncul dari danau ini untuk dikembalikan kepada pemilik sejatinya di surga. Hoan Kiem berarti danau tempat pedang dikembalikan.
Danau dikelilingi taman yang dipenuhi pohon-pohon rindang, patung-patung, tempat-tempat duduk dan jalur untuk berjalan kaki. Di tengah danau ada pulau kecil yang dihubungi oleh sebuah jembatan dari pinggir danau. Pemandangan di sana bagus sekali. Di pulau ini berdiri sebuah pagoda. Fosil kura-kura raksasa, yang menurut legenda, telah merampas pedang Raja juga dipajang di sana.
Setelah melihat pagoda di tengah danau dari dekat, kami mengejar pertunjukan menarik tidak jauh dari danau yang digelar pada sore hari. Dengan berjalan kaki 5 menit kami mencapai gedung teater untuk menyaksikan water puppet show, sebuah kesenian tradisional khas Vietnam bagian utara yang berasal dari tradisi petani yang biasa memainkannya di sawah setelah panen. Jadi boneka-boneka dimainkan di panggung yang berupa kolam air diiringi musik tradisional. Pertunjukan yang unik dan menarik. Meski tidak mengerti bahasa yang dipakai, gerakan-gerakan yang dipertunjukkan oleh boneka-boneka adalah bahasa universal yang dapat membuat penonton tertawa dan menikmati pertunjukan.
Setelah menonton, kami berjalan-jalan lagi di sekitar danau. Kalau tadi siang banyak anak-anak muda yang duduk-duduk di taman, sore ini taman dipenuhi oleh orang-orang tua "ngadem" sambil kipas-kipas. Bahkan ada yang bertelanjang dada. Taman di sekitar Danau Hoan Kiem memang nyaman untuk ngadem dan cuci mata. Banyak pepohonan rindang dan bangku-bangku dari semen yang didirikan di sekelilingnya membuat nyaman suasana sore yang panas dan tak berangin saat itu.
Pemandangan di sekitar dan di tengah danau serta patung-patung sensual di sepanjang taman membuat mata menjadi segar.
Melinda
24 Juli 2008 pukul 11.06
Wah, senang ya bisa ke Vietnam.
Semoga perjalanan ini dapat sungguh2 dinikmati dan bermakna.
Have a wonderful trip.
24 Juli 2008 pukul 11.07
Iya. Asik bacanya.
29 Maret 2009 pukul 11.22
Mbak, saya juga berencana mau ke vietnam - naik pesawat apa ya mbak dari ho chi minh ke saigon? waktu itu harganya berapa?
terima kasih,
Melie
29 Maret 2009 pukul 20.22
Dari Ho Chi Minh ke Saigon bisa naik pesawat telepon ;-) Ho chi Minh = Saigon, Anonim. Kalo dari Ho Chi Minh ke Hanoi, naik pesawat Vietnam Airlines. Ongkosnya memang relatif mahal kalau dibanding ongkos Jakarta - HCM, karena tidak ada promo waktu itu. Lupa, berapa. Sama seperti harga normal pesawat Garuda Jakarta - Medan-lah.