War remnant museum dan reunification palace di Saigon

4 Juli 2008


Hari ini adalah hari terakhir kami di Vietnam. Masih ada beberapa jam sebelum check in di bandara. Jadi setelah check out dari hotel jam 7 pagi, kami mengunjungi war remnant museum dan reunification palace di dalam kota Saigon, sambil membawa ransel-ransel kami. Di War Remnant Museum kami melihat foto-foto jaman perang Vietnam Selatan dan Utara, kendaraan-kendaraan perang, senjata, bom. Yang paling menarik adalah bangunan penjara. Entah bekas bangunan penjara sebenarnya atau bukan, tapi bangunan itu menunjukkan jahatnya perang. Ada beberapa sel yang berisi "tahanan perang" dengan wajah yang membuat hati kami ngilu.


Di Museum kami mendapat kabar Mama terserang stroke. Hal ini membuat kami tidak nyaman lagi dan ingin waktu segera berlalu.

Reunification palace terletak tidak jauh dari museum. Gedung ini masih digunakan sebagai kantor. Letaknya di sebuah taman yang besar. Meskipun dekat dari museum, tapi karena kami tidak tahu letak pintu masuknya, kami mengelilingi 3/4 taman untuk mencapai pintu gerbang masuk ke palace. Lumayan lelah, karena kami berjalan sambil menggendong ransel. Istana ini mirip-mirip dengan gedung asia-afrika di Bandung, hanya jauh lebih besar. Mirip dalam hal kandungan sejarahnya. Gedung terdiri dari 4 lantai, masing-masing lantai mempunyai beberapa ruang bersejarah, mulai dari ruang rapat, ruang nonton film, kamar, ruang judi.... Entah karena bawaan perasaan hati yang sudah tidak karuan atau memang tempat ini tidak menarik.... rasanya tidak ada kesan yang mendalam bagi kunjungan ke gedung ini.

Liburan kami berakhir di pinggir taman tidak jauh dari reunification palace, sambil makan Bahn Bao (bapao) yang kami beli di depan hotel tadi pagi. Rasanya sedikit berbeda dengan yang ada di Jakarta, karena ada daun basil dan daun-daun lain yang biasanya ada di Bahn Mi. Enak. Liburan yang sangat berkesan. Rasanya 11 hari belum cukup, karena masih banyak tempat-tempat menarik yang belum kami kunjungi. Mudah-mudahan ada lain kali......


Melinda

3 Response to "War remnant museum dan reunification palace di Saigon"

  1. Liani Says:
    24 Juli 2008 pukul 10.55

    Lien,

    Thanks buat cerita yang asik. Kelihatannya banyak yang bisa ditiru oleh
    Indonesia ya, terutama open tour bus dan bus sleeper. Cocok untuk keliling
    Jawa kan.
    Bus sleeper itu bentuknya seperti apa ya, kok di blkng bisa muat 5 tempat
    tidur, sedangkan di depan cuma 3. Apa berarti di belakang lebih lebar?
    OK deh, welcome back home!

  2. Wardogi Says:
    24 Juli 2008 pukul 10.56

    Bentuk sleeper bus sama seperti bis biasa. Kalau baris terakhir bis biasa diisi penuh dengan tempat duduk, sleeper bus ya diisi tempat tidur. Hehehe... susah bayanginnya ya? Sayang ga ada fotonya. Jadi sebetulnya sama seperti bis biasa, cuma bangku berubah jadi tempat tidur. Kalau bis biasa jumlah bangku di kiri 3, di kanan 2, di tengah buat jalan, sleeper bus di buat 3 baris : di kiri, tengah, kanan, jadi ada 2 tempat jalan. Arah tempat tidur sama seperti arah bangku di bis biasa, jadi dalam posisi tidur kaki di depan, kepala di belakang. Bagian belakang bis, karena ga perlu buat jalan, ya diisi tempat tidur semua.



    Eh... gw liat di wikipedia, ternyata sleeper bus ada juga di Amerika, Eropa. Ada fotonya juga, meskipun ga terlalu jelas. Gw nemu foto yang agak jelas di blog ini : http://itstraveltim e.blogspot. com/search/ label/Nha% 20Trang

  3. Liani Says:
    24 Juli 2008 pukul 10.57

    Betul juga, gw baru tau kalo di Amerika dan Eropa ada juga sleeper bus.
    Tapi di Amerika kelihatannya cuma untuk disewakan kepada rombongan, terutama rombongan band yang lagi keliling untuk konsert, dan karena itu disebut juga entertainer bus.
    Nanti kalo keluarga besar kita reuni di sini, kita sewa satu deh ya....

Posting Komentar