24 Juni 2008
Sarapan hari pertama kami di Saigon berupa roti pentungan ala Perancis dan omelet di hotel. Roti ini banyak dijumpai di Vietnam dan pada hari-hari selanjutnya roti ini hampir selalu menjadi menu sarapan kami. Hari ini kami ikut tour ke kuil Cao Dai dan Cu Chi Tunnels. Dalam rombongan tour kami berjumpa dengan seorang mantan pengungsi Pulau Galang yang sekarang tinggal di Australia, seorang Rumania dan beberapa orang lain. Kami naik sebuah minibus, kendaraan yang banyak digunakan di vietnam untuk melakukan wisata.
Cao Dai adalah suatu kuil besar di luar kota Saigon. Di sana tiap hari dilakukan 4 kali ibadah. Ketika kami tiba di sana, kebetulan akan dimulai ibadah juga. Kami melihat prosesi biarawan yang menuju ke kuil. Kami bisa menyaksikan ibadah di dalam kuil. Untuk itu kami diberi tempat di balkon. Menarik. Dengan iringan nyanyian dan musik tradisional, para biarawan masuk ruang ibadah dengan jubah 4 warna : putih terbanyak, lalu merah, kuning, biru. (hehehe... kalo ga salah ya..) Di luar kuil, Aurima sempet diajak ngobrol oleh orang setempat yang merupakan guru inggris. Wah... ternyata dia bisa juga ngobrol dalam bahasa Inggris! Bahkan, setelah itu, seringkali dia lebih mengerti ucapan orang Vietnam dalam bahasa Inggris dibanding aku dan Rasid.
Cu Chi Tunnel adalah tempat di hutan yang dipakai oleh gerilyawan Vietnam waktu perang melawan Amerika. Banyak lubang-lubang kecill yang cukup untuk ukuran orang Vietnam masuk ke dalam liang-liang bawah tanah. Selama perang, mereka hidup, rapat, berjuang di liang-liang tersebut. Selain lubang untuk masuk, ada juga lubang jebakan. Jadi kalau masuk ke lubang itu, langsung badan akan terjepit papan yang mengandung paku-paku tajam. Semua yang kami lihat sebetulnya lubang buatan, bukan asli. Ada juga liang buatan yang dapat kita masuki melalui 1 lubang, kemudian tembus ke lubang lainnya.
Selain 2 tempat itu, kami juga mampir di suatu tempat pembuatan kerajinan tangan oleh orang-orang cacat yang disebabkan karena keracunan senjata kimia. Kerajinan tangan berupa tampelan mother pearl dan kulit telur yang ditata membentuk suatu lukisan. Di sana kami menyaksikan proses pembuatannya, mulai dari mempersiapkan pola gambar di atas kayu, mengukir mother pearl dan kulit telur, menempel sampai memoles. Menarik. Salut atas ketekunan para seniman ini, kami membeli sebuah lukisan 2 wanita Vietnam dengan pakaian tradisionalnya dan topi caping yang terbuat dari kulit telur.
Perjalanan wisata hari ini sebetulnya perjalanan biasa. Ibadah harian, kerajinan tangan adalah hal biasa, di manapun dapat dijumpai. Namun hanya otak bisnis yang mampu mengemasnya menjadi paket wisata yang menarik dan bernilai jual.
Melinda
,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
18 Desember 2008 pukul 14.52
Halo, menarik sekali artikelnya
jarang ada artikel mengenai backpacker ke vietnam
bisa tolong bantu saya ga via email ?
karena maret nanti saya mau backpacker kesana juga.
Thanks
rangga.yudhika@gmail.com yah