CUTI DAN AIIR

Bisa dibilang cuti kami tahun ini tidak jauh dari air. Hampir setiap hari yang kami lalui berhubungan dengan air. Tanpa disengaja sebetulnya, tapi begitulah jadinya.

Acara cuti dimulai ketika kami melakukan city tour di Bangkok. Selain menggunakan tuk-tuk yang membawa kami ke beberapa kuil, kami juga menggunakan perahu untuk menyusuri sepenggal sungai Chao Praya yang mengalir di kota Bangkok. Air yang pertama.




Dua hari berikutnya, kami menginap di penginapan yang berada di atas sungai Kwai di Kanchanaburi. Di atas sungai, bukan di bantaran sungai. Jadi kami melakukan segala kegiatan harian kami di atas air.





Dalam perjalanan antara Bangkok dan Kanchanaburi, kami mampir di pasar terapung di Saiyok Damnoensaduak, pasar yang transaksi jual-belinya di lakukan di sungai.






Kami juga mengunjungi jembatan yang legendaris yang melintasi sungai Kwai : Bridge on the river Kwai.








Selain tinggal di atas sungai, selama 2 hari itu kami mengunjungi 2 air terjun : Saiyok Noi, sebuah air terjun kecil dan air terjun Erawan yang terdiri atas 7 tingkat. Air yang kedua..... sampai kelima.









Setelah itu, kami pindah ke arah selatan dan menginap di Chalook (baca : Celuk) Baan Kao yang berada di Koh Tao (nama pulau di teluk Thailand). Sebuah teluk yang indah dengan batu-batuan besar yang tergeletak di sepanjang pantai, mirip pemandangan di Pulau Belitung. Air yang keenam.

Keesokan harinya, kami melakukan diving di sekitar Shark Island dan snorkeling di sekitar Hingnang Island. Keduanya berada tidak jauh dari Chalook Baan Kao. Air yang kesekian.

Hari selanjutnya, kami pindah ke Koh Samui dengan menggunakan ferry yang tentu saja bergerak di atas air.

Pada hari pertama di Koh Samui, kami mengunjungi Taman Nasional Ang Tho, sebuah gugus pulau yang terdiri dari batu-batu seperti di Halong Bay - Vietnam. Di sana kami bermain kayak dan menghampiri sebuah laguna yang berada di tengah sebuah pulau dan menghabiskan waktu dengan bermain air di pinggir laut yang jernih.

Hari kedua, kami mengunjungi air terjun Hin Lat yang berada di Koh Samui. Trip ini menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan karena membawaku berdekatan dengan kematian.






Setelah melalui dua hari di pulau yang berhasil kami kelilingi seharian dengan angkutan umum itu, kami pindah ke Krabi dengan minibus dan ferry. Lagi-lagi, tidak jauh-jauh dari air.

Hari pertama di Krabi, kami manfaatkan dengan melakukan tracking bersama gajah melalui hutan kelapa sawit dan sungai kecil, dilanjutkan perjalanan mencapai air terjun Huang Tho. Air lagi.... Sebelum kembali ke Ao Nang, tempat kami menginap, kami mampir di sebuah tempat budidaya ikan laut.....airrrrr juga.......

Hari berikutnya dengan longtail boat kami menyeberang ke pantai Railay, yang memang hanya bisa ditempuh dengan perahu meskipun letaknya masih di Krabi. Pantai ini dikelilingi oleh batu-batu cadas yang eksotik. Seharian, kami bermain di pantai. Ada permainan yang baru buatku, yaitu berbaring di atas air dan menikmati ayunan ombak yang mengayun-ayun tubuhku. Mungkin ini permainan biasa bagi orang yang biasa hidup di laut, tapi aku baru menemukannya hari itu dan sangat menikmatinya, bahkan tergila-gila. Bahkan aku tidak mempedulikan sengatan matahari yang membakar wajahku. Sore hari, sebelum kami kembali ke Ao Nang, tempat kami tinggal, hujan keras turun disertai angin. Air...air...air....

Keesokan harinya, kami menyeberang ke Pulau Poda dengan longtail boat juga. Di perairan di sekitar pulau, kami bisa melakukan snorkeling karena air sangat jernih. Lalu, sama seperti kemarin, kami berbaring di atas air dan diayun-ayun oleh ombak. Lihat 2 orang yang berbaring di air di depan batu besar pada gambar di samping. Permainan yang memabukkan, karena ombak lebih besar dibanding kemarin. Mabuk ayunan itu terus terasa hingga malam hari ketika aku berada di tempat tidur! Air.... ternyata bisa memabukkan juga.




Sesudah itu, kami harus pulang. Masih ada 3 hari yang kami lalui untuk perjalanan darat menuju Penang...eh... lewat air lagi! Menuju Pulau Penang, minibus yang kami tumpangi naik ke dalam ferry yang tentu saja berjalan di atas air. Ketika meninggalkan Pulai Penang, bis yang membawa kami ke Kuala Lumpur melalui jembatan panjang yang menghubungkan Pulau Penang dan Semenanjung Malaka. Yang pasti, jembatan itu melintas di atas air.

Hanya 1 hari cuti kami yang tidak diisi dengan kegiatan di air, yaitu hari terakhir di Pulau Penang. Memang rencana acara cuti sudah dibuat sebelumnya, tapi kalau kemudian setiap hari terjadi cengkrama antara kami dengan air, sama sekali tidak disengaja.



0 Response to "CUTI DAN AIIR"

Posting Komentar