,
Melinda
Indonesia dan Kamboja sama-sama termasuk anggota ASEAN. Di antara sesama negara ASEAN ada perjanjian kerjasama, salah satunya kunjungan warga negara masing-masing tidak memerlukan visa. Ternyata itu cuma sekedar perjanjian antar pemimpin negara, karena dalam kenyataannya siapapun yang masuk ke Kamboja harus mempunyai visa.
Visa bisa diurus begitu tiba. Prosesnya cepat dan tidak berbelit. Yang penting paspor ada, formulir keimigrasian sudah diisi dan membayar $25. Sepertinya yang terakhir itulah yang penting, BAYAR.
Pada saat kami memasuki Kamboja, bahkan lebih praktis lagi. Kami menunpangi bis SURIA dari Ho Chi Minh City. Sebelum mencapai perbatasan kedua negara, kondektur bis mengumpulkan paspor kami untuk mengisikan formulir imigrasi. Kami hanya 1 kali harus turun sambil membawa bagasi kami yaitu saat melalui pintu Vietnam. Saat memasuki Kamboja, kami hanya perlu turun untuk menampakkan diri pada petugas imigrasi Kamboja sebelum paspor kami diberi stempel. Bagasi kami tetap ditinggal di bis.
Setelah mendapat stempel visa, pengunjung diminta memasuki ruang karantina. Namanya saja karantina. Dalam kenyataannya, tidak ada pemeriksaan apa-apa. Pengunjung hanya diminta mengisi formulir berisi nama, kebangsaan, nomor paspor, kendaraan yang ditumpangi, kota tujuan dan ala…….ups….belum selesai diisi, petugas member tanda untuk menarik formulir sambil berkata “Sign….sign”…. Jadi tidak perlu diisi terlalu lengkap seperti mengisi lembar jawaban ujian, tandatangani saja. Setelah itu…..keluar, kembali ke kendaraan. Beres. Selamat darang di Kamboja!
Pengurusan visa sepertinya hanya basa-basi. Semua boleh masuk, yang penting bayar $25. Bisa dimaklumi, ini adalah salah satu sumber pemasukan Negara. Jadi meskipun sama-sama warga ASEAN, harus bayar.
6 Juli 2011 pukul 07.45
Wah parah dong ya.. Kan perjanjiannya VOA.. Ternyata oh ternyata ckckckckckckc
6 Juli 2011 pukul 08.08
Perjanjiannya dilaksanakan kok, tetap VOA. Tapi bayar...hehehe...