WISATA JALAN KAKI DI KOTA HO CHI MINH

Melinda

Berbekal informasi di buku Lonely Planet jadoel, kliping dari internet dan peta Distrik I kota Ho Chi Minh dari hotel, kami berjalan kaki menyusuri jalan-jalan di HCMC. 

Berangkat dari penginapan di daerah Pham Ngu Lao, kami berjalan ke persimpangan  Ben Thanh Market . Kami tidak masuk pasar ini tapi terus berjalan memasuki jalan Le Loi dan menyusurinya hingga ujung. Di ujung jalan terdapat gedung City Theater. Ini adalah salah satu landmark HCMC. Kami hanya melihat bagian luarnya saja, karena tertutup.

Perjalanan selanjutnya bagaikan menyusuri kota tua. Ada banyak gedung-gedung kuno yang berumur di  atas 100 tahun. Suasana jalan juga lebih sepi dibandingkan daerah Pham Ngu Lao yang selalu padat dan semrawut.  Di antaranya adalah Notre Dame Cathedral dan Central Post Office yang berdekatan lokasinya. 

Notre Dame Cathedral tidak semegah dan setua Gereja Kathedral Jakarta. Namun suasana gereja tua selalu menarik perhatian kami sehingga kami selalu merasa diundang untuk memasukinya. Letak  langit-langit yang tinggi dan keteduhan ruang gereja menyejukkan tubuh yang berkeringat akibat panasnya HCMC. 

Bentuk luar Central Post Office mirip dengan Stasiun Kota di daerah kota tua Jakarta. Begitu memasukinya, kami melihat ada banyak kesibukan di dalamnya. Tepat setelah pintu masuk, ada lorong ke arah kiri dan kanan yang dipenuhi pedagang-pedagang souvenir. Bagian dalam kantor pos sama seperti kantor pos filateli di Jalan Pos Jakarta, tapi tampak terang. Di bagian depan sebelah kiri terdapat beberapa ruang bersekat yang berfungsi sebagai warung telepon. Secara simetris, di seberangnya ruang-ruang bersekat berfungsi sebagai ATM. Di bagian atas pintu ruang-ruang bersekat terpajang jam-jam dinding yang menunjukkan waktu beberapa tempat di seluruh dunia.

Masuk ke dalam lagi, terdapat loket-loket pengiriman surat dan paket dari beberapa operator jasa pengiriman dan loket-loket penjualan perangko. Ruang bagian tengah diisi dengan pedagang-pedagang souvenir dan benda-benda filateli.

Pengelolaan bangunan tua Central Post Office menjadi tempat yang menarik wisatawan asing sebetulnya bisa menjadi contoh bagi Jakarta. Saat itu aku ingat akan kantor pos filateli Jakarta yang menjadi bangunan tua yang dingin, sepi  dan gelap sehingga tidak mengundang siapapun untuk datang.

Sebetulnya tidak jauh dari Central Post Office ada gedung Reunification Palace dan War Remnant Museum, tapi kami tidak ingin mengunjunginya lagi. Jadi kami berjalan lagi ke Zoo and Botanical Garden. Ternyata letaknya lumayan jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Bonbin ini jauh dari ideal. Areanya tidak terlalu besar dan bagian belakang berbatasan langsung dengan keriuhan lalu lintas. Tidak banyak binatang yang menghuninya. Kalaupun ada, tampak tidak sehat fisik dan mental. Banyak binatang yang jumlahnya hanya satu. Taman ini lebih berfungsi sebagai taman kota.

Dari bonbin, kaki kami sudah terasa pegal, karena itu kami naik taksi untuk kembali ke Pham Ngu Lao, tempat kami menginap. 

Setelah makan siang, kami tidur di hotel. Sorenya kami melanjutkan wisata jalan kaki ke Ben Thanh Market untuk mencari oleh-oleh. Selain dapat oleh-oleh, kami juga makan sawo sebesar buah mangga simanalagi dan …. duren! Duren merupakan buah yang kami idam-idamkan sejak di Kamboja. Di Kamboja kami sering melihat penjual duren, tetapi tidak pernah ada penjual yang terlihat menjualnya untuk dimakan langsung. Akhirnya di Ben Thanh kesampaian juga. Di pasar ini lagi-lagi kami berjumpa dengan pedagang yang dapat berbahasa Indonesia!

Setelah puas berkeliling pasar, kami kembali ke hotel melewati trotoar di taman kota. Tiba-tiba ada sebuah motor ngebut di trotoar dari arah depan. Refleks pertama adalah bergerak ke pinggir agar tidak terserempet. Sebuah tangan menarik tali tas selempangku sampai putus. Aku tidak sempat menariknya. Lenyaplah tasku! Inilah anti klimaks wisata jalan kaki di kota Ho Chi Minh.

Catatan buat pembaca blog ini yang akan berjalan-jalan ke HCMC : Trotoar di taman kota cukup lebar untuk berjalan, tapi juga cukup lega buat motor untuk lewat dan ngebut. Untuk menghindari jambret, lebih baik berjalan di tengah taman atau di trotoar di seberangnya yang banyak dipenuhi pedagang kaki lima. Jangan lupa tetap waspada, karena bisa saja ada jambret tanpa motor dan lari setelah menjambret.


0 Response to "WISATA JALAN KAKI DI KOTA HO CHI MINH"

Posting Komentar